Jumat, 06 November 2015

Mengenal Empat Penulis Injil

 

Injil” adalah kata Arab dari bahasa Yunani “Evangelion”, yang berarti “kabar baik (mengenai keselamatan)”. Injil pada awalnya adalah ajaran lisan yang dibawa oleh Yesus (dalam bahasa Ibrani dan Aram disebut “Yeshuah”, artinya Tuhan (Yahweh) menyelamatkan, dan akhirnya disebut “Isa” dalam bahasa Arab), yang juga disebut Kristus atau Mesias (dalam bahasa Ibrani disebut “Mesyiakh”, artinya Sang Penyelamat, dan disebut “Al-Masih” dalam bahasa Arab). Ajaran lisan ini pun kemudian disyiarkan setelah kenaikan Yesus ke Surga, oleh para murid-Nya atau para rasul (dalam bahasa Yunani disebut apostolos. Sehingga kitab-kitab penjabaran dari Injil yang ditulis oleh para rasul disebut “Epistola”.

Melihat semakin banyaknya orang yang ingin menjadi pengikut Kristus, bahkan tidak hanya kalangan Bani Israel saja melainkan sudah termasuk orang Yunani, Ethiopia, dll. maka para murid pun menuliskan pesan-pesan lisan Yesus yang ditujukan bagi mereka. Injil-injil yang diakui gereja ialah:

Injil Matius: Injil ini ditulis dalam bahasa Arami, tetapi karya asli bahasa Aram sudah tidak ada, melainkan hanya ada terjemahan bahasa Yunaninya saja, yang dahulu kala ditemukan. Maka Alkitab yang kita gunakan sekarang hanyalah hasil terjemahan Indonesia dari terjemahan bahasa Yunani dari Injil Matius yang berbahasa Aram.

· Injil Markus: Ditulis bagi orang Kristen di Roma. Maka dalam Injil ini sedikit sekali keterangan tentang adat-istiadat orang Yahudi maupun keterangan-keterangan dari Perjanjian Lama (Taurat), yang tentunya sangat terdengar asing bagi orang-orang Roma.

· Injil Lukas: Injil ini ditulis bagi orang-orang Kristen bukan bangsa Yahudi, dan secara khusus dipersembahkan kepada seseorang bernama Teofilus, orang Kristen bukan bangsa Yahudi yang terkemuka. Sehingga dalam Injil Lukas kita akan temukan kata-kata “Teofilus yang mulia, ...” Melihat gaya tulisan Injil Lukas, tentu ia adalah orang berpendidikan sastra yang mumpuni.

Injil Yohanes: Injil ini ditulis oleh Rasul Yohanes, putra Zebedeus dan saudara Yakobus. Injil ini semakin meyakinkan karena adanya temuan beberapa ayat dari Injil ini di selembar papirus sekitar tahun 130 Masehi di Mesir, di mana menunjukkan bahwa Injil itu sudah dikenal di Mesir pada abad ke-2.

Sebenarnya sudah ada banyak sekali Injil ditulis pada zaman dahulu. Tetapi hanya ada 4 Injil yang diakui dan diresmikan gereja melalui Paus Santo Damasus I (paus ke-37). Injil-injil yang diragukan kebenarannya itu disebut “apokrifa”. Injil-injil apokrifa di antaranya adalah:

· Injil Thomas

· Injil Maria Magdalena

· Injil Masa Kecil Yesus menurut Thomas

· Injil Masa Kecil Yesus menurut Yakobus

· Injil Petrus

· Injil Bartolomeus

· Injil Nikodemus

· Injil Nazorean

· Injil kaum Ebionit

· Injil Filipus

· Injil Ibrani

· Injil Andreas

· Injil Apelles

· Injil Barnabas

· Injil Basilides

· Injil Bardesanes

· Injil Eva

· Injil Fayum

· Injil Yakobus Kecil

· Injil Yudas Iskariot

· Injil Marcion

· Injil Mani

· Injil Maria

· Injil Matias

· Injil Thadeus

· Injil Titan

· Injil Pseudo-Matius

· Injil Rahasia Markus

· Injil Valentinus

· Injil Scythianus

· Injil Hesychius

· Injil Encratites

· Injil Cerinthus

· Injil Dua Belas

· Injil Empat Wilayah Surgawi

· Injil Hidup

· Injil Kesempurnaan

· Injil Kebenaran

· Injil orang-orang Mesir

Tentang Injil-injil di atas akan kita bahas lain waktu.

Injil di atas ditentang karena isinya bertolak belakang dengan iman Jemaat Perdana atau karena isinya dianggap meragukan.

Sekarang, mari kita menilik keempat orang kudus penulis Injil.

Santo Matius – Penulis Injil Matius

Ia adalah satu dari dua belas murid Yesus. Pada awalnya para murid menolak dia ketika Yesus mengundangnya sebagai pengikut-Nya, karena pekerjaannya adalah pemungut cukai bagi pemerintah Romawi, yang menjajah Israel pada masa itu.

Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius dan mengikuti Dia.

(Matius 9:9)

Setelah kenaikan Yesus, Matius pergi mewartakan Injil ke daerah Palestina atau daerah Siria. Tidak diketahui dengan pasti ke mana Matius pergi setelah itu.

Injilnya dilambangkan sebagai seorang manusia.

Santo Markus – Penulis Injil Markus

Markus adalah salah dari ketujuh puluh murid-murid Yesus. Dia mungkin dibaptis oleh Petrus, murid Yesus dan Paus pertama. Kemudian Markus mengikuti Barnabas ke pulau Siprus. Lalu sekitar tahun 62-67 M, Markus kembali bekerja dengan Paulus.

Akhirnya ia pergi ke Alexandria (Iskandariah), Mesir dan menjadi uskup di sana. Seperti Santo Petrus yang adalah uskup Roma, yang tahtanya dilanjutkan oleh paus-paus Gereja Katolik, maka Santo Markus menjadi uskup Alexandria dan tahtanya dilanjutkan oleh paus-paus Kristen Orthodoks Koptik di Mesir. Santo Markus mati sebagai martir dengan cara tubuhnya diikatkan pada kuda dan kuda itu dipacu, sehingga tubuhnya terseret-seret.

Injil Markus dikenal sebagai Injil yang terpendek.

Injilnya dilambangkan sebagai seekor singa, karena diawali dengan kisah Yohanes Pembaptis yang mengumumkan pertobatan, laksana singa yang mengaum-aum di padang gurun.

Santo Lukas – Penulis Injil Lukas

Lukas adalah satu-satunya penginjil yang bukan orang keturunan Yahudi, melainkan Yunani. Ia adalah seorang tabib yang lahir di Antiokhia. Lukas menjadi teman Paulus dalam misi perjalanan kedua dan ketiga. Lukas juga ikut dengan Paulus dalam penjara di Kaisarea dan Roma. Riwayat hidup Lukas kemudian tidak diketahui. Ia meninggal dunia karena usia lanjut di daerah Akhaya, Yunani. Tahun 357, jenazahnya dipindahkan ke kota Konstantinopolis (Turki). Dalam Injil, dapat disimpulkan bahwa Lukas adalah seorang yang berpendidikan sastra yang bagus. Tertulis dari bagaimana ia menuliskan kata pengantarnya dengan halus.

1Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya secara teratur bagimu,. 4supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.

(Lukas 1:1-4)

Dan tentunya sebagai tabib, ia pun mempunyai minat yang sungguh-sungguh dalam mukjizat penyembuhan oleh Yesus.

 

Ketiga Injil di atas disebut Injil Sinoptik (artinya sekilas pandang) karena bila dijajarkan akan tampak bahwa mereka mirip dalam isi maupun pengurutan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Sementara Injil Yohanes, banyak peristiwa yang tidak ditemukan dalam Injil lain. Dalam injil Sinoptik disebutkan bahwa Yesus menyucikan Bait Allah ketika datang ke Yerusalem pada Minggu Palma. Tetapi dalam Injil Yohanes diceritakan, bahwa Yesus melakukannya dua kali, yaitu setelah meninggalkan Kapernaum, kemudian pada hari Minggu Palma, setelah dielu-elukan sebagai Putra Daud dan Mesias. Dan juga cerita tentang dibangkitkannya Lazarus, yang hanya ada di Injil Yohanes.

 

Santo Yohanes Rasul – Penulis Injil Yohanes

Yohanes adalah salah satu dari 12 murid Yesus. Anak dari Zebedeus dan saudara dari Yakobus tua. Ayah Yohanes sepertinya cukup berada, karena ia memiliki upahan yang bekerja untuknya. Ibu Yohanes adalah Salome. Yohanes sebelumnya sudah menjadi pengikut Yohanes Pembaptis.

Yohanes dikenal sebagai murid Yesus yang paling muda dan yang paling dikasihi Yesus. Yohanes selalu diajak bersama 2 orang murid lainnya, yaitu Petrus dan Yakobus oleh Yesus untuk menemani-Nya berdoa. Ia pun menemani Maria ketika berada di kaki salib Yesus.

Setelah kenaikan Yesus, Yohanes dan Petrus menyembuhkan seorang lumpuh di Bait Allah, sehingga orang Yahudi yang berdoa di sana mendekati mereka karena takjub, maka Yohanes dan Petrus lalu mangajarkan Injil kepada orang banyak. Lalu Yohanes pergi mewartakan Injil di Efesus, dan karena perbuatannya itu, ia dihukum dengan berbagai hukuman, tetapi tidak mati-mati. Maka ia pun dibuang ke pulau Patmos. Di sanalah ia menerima kitab Wahyu. Selesai pembuangan, ia pergi ke Edessa, Turki dan menjadi uskup di sana sampai akhir hayatnya.

(Michel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar